Jumat, 25 November 2011

11-11-11 part 4 [cerpen]

created by: Mei Maharani Srikandi
[No Copas!]

[SEPTEMBER 2011]
          Semuanya benar-benar direncanakan dengan matang. Papa dan Mama mau diajak bekerja sama. Mereka sudah mengirim surat izin tidak masuk sekolah selama 2 bulan dengan alasan aku harus menjalani perawatan karena penyakit yang aku idap. Tidak ada yang tahu kalau sebenarnya aku masuk panti rehabilitasi kecuali Mama, Papa, Vino, dan Mita.
[OKTOBER 2011]
          Sudah satu bulan aku tinggal di panti. Awalnya aku benar-benar tidak sanggup. Terjauh dari dunia luar, dan harus menahan rasa sakit setiap gejala itu muncul. Rasanya ingin melarikan diri dari tempat ini. Tapi aku berusaha menguatkan diri untuk tetap bertahan demi orang-orang yang sedang menungguku di luar sana.
[NOVEMBER 2011]
Satu minggu lagi aku dapat pulang. Rasanya aku tidak sabar ingin bertemu dengan semua orang. Selama di panti aku benar-benar terjauh dari dunia luar. Sekarang aku sangat rindu pada kedua orangtuaku, temanku, dan Vino.
Sejak bertemu dengan Vino kembali, dia banyak menolongku tapi aku belum pernah melakukan hal baik untuknya. Saat bertemu dengannya lagi nanti, aku berjanji akan melakukan hal baik padanya dan aku ingin melakukan banyak hal dengannya seperti saat kita kecil dulu.
***
Akhirnya tiba saatnya aku keluar dari panti itu. Aku tidak menyangka sekarang aku sudah terlepas dari barang haram itu. Aku dapat kembali hidup normal seperti dulu. Aku membayangkan semuanya begitu sempurna. Aku memiliki sahabat yang begitu pengertian. Kedua orang tuaku pun sudah berubah dan menjadi sangat memperhatikanku. Ditambah lagi sekarang aku sudah bertemu lagi dengan teman kecilku yang juga merupakan cinta monyetku yang selama ini selalu aku tunggu-tunggu. Aku tidak sabar untuk bertemu dengannya.
Papa menjemputku dari panti lalu kami pulang. Mama menyambut kami berdua dengan senyum lebar lalu memelukku erat.
“Mama senang kamu sudah sembuh, Nak. Mama janji mulai sekarang Mama akan lebih memperhatikanmu.” Akupun memeluk Mama dengan erat dengan hati yang senang.
Aku teringat pada Mita dan meneleponnya.
“Aku senang kamu udah pulang, Va.”
“Iya makasih ya, Mit. Oh ya, gimana kabar Vino?”
“Vino? Hmm… mending kita ketemu aja secara langsung.”
Lalu kami memutuskan untuk bertemu di rumah Mita.
“Loh, Mit. Aku pikir kamu ngajak Vino juga. Ko ga ada?”
“Va, sebenarnya…”
Mita menceritakan panjang lebar mengenai apa-apa saja yang telah terjadi selama aku tidak ada. Dia juga memberiku sepucuk surat beramplop hijau. Setelah mendengar semua cerita Mita dan membaca surat itu, tubuhku benar-benar terasa lemas. Aku benar-benar tidak dapat percaya dengan apa yang telah terjadi. Rasanya aku lupa bagaimana cara berbicara, aku lupa bagaimana cara bergerak. Aku hanya dapat terdiam dengan air mata yang terus-menerus membasahi kedua pipiku.
Ternyata semua ini tidak sesempurna yang aku bayangkan. Kenapa Tuhan melakukan ini padaku? Rasanya seakan-akan kebahagiaan yang akan aku dapat telah direnggut kembali. Tapi ini semua adalah guratan takdir yang harus aku jalani.  Ini semua ujian dari-Nya. Tuhan memberi kita ujian bukan karena membenci kita, tapi karena Ia peduli pada kita. Aku harus menerimanya dengan ikhlas.

~ending~

 “Va, sebenarnya Vino udah pergi.”
“Apa? Maksud kamu, dia ninggalin aku lagi?”
“Iya, Va. Tapi, kali ini dia ga bakal kembali lagi.”
“Maksudmu?”
Mita masuk kekamarnya lalu kembali lagi dengan membawa sebuah surat beramplop hijau.
“Dia pergi sehari setelah nulis surat ini.”
Lalu Mita memberikan surat itu padaku dan aku membacanya.
11-11-11       
Happy birthday to you… Lihatlah, tanggal ulang tahunmu yang ke tujuh belas sangat istimewa. Maka setelah ini kau juga harus menjadi orang yang istimewa bagi orang lain. Aku senang karena aku masih sempat menulis surat ini untukmu. Maaf aku tidak mengatakan padamu sejak awal. Aku mengidap tumor otak yang tidak dapat disembuhkan. Oleh karena itu, sebelum aku menemui ajalku aku berusaha mencarimu. Ternyata Tuhan masih memberiku kesempatan untuk bertemu denganmu lagi. Aku juga senang di akhir hidupku aku masih bisa membantumu. Kau pasti marah karena aku tidak menepati janjiku. Aku juga tidak ingin meninggalkanmu lagi. Tapi Tuhan mungkin berkehendak lain. Jangan menangis, hiduplah dengan penuh kebahagiaan. Kau punya orangtua yang memperdulikanmu, sahabat yang selalu memperhatikanmu, dan masih banyak lagi orang di luar sana yang menyayangimu. Teruskan hidupmu dan tersenyumlah ^^
                                                                                                Vino
Kau berjanji tidak akan meninggalkanku lagi.Kau sudah janji! Aku masih banyak berhutang budi padamu. Masih banyak hal yang ingin aku lakukan denganmu.Selama 7 tahun ini, ada banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu. Dan lihatlah, aku membawa kalungmu. Aku tidak menghilangkannya, Vino. Aku tidak menghilangkannya. Kau bisa memilikinya lagi jika kau mau. Tapi kenapa kau pergi begitu cepat?
Perasaan tidak percaya masih menyelimuti hatiku. Tapi bagaimana lagi. Tidak ada yang bisa kulakukan karena ini semua telah terjadi. Vino telah pergi. Dan kali ini pergi untuk selamanya. Aku tidak dapat bertemu dengannya lagi. Aku tidak dapat melihat senyumannya lagi.               
 -THE END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogroll